Kita tahu bahwa negara kita Indonesia dikenal sebagai negeri kaya raya, negeri gemah ripah loh jinawi. Namun, pada faktanya, kita tahu disekeling kita, masih banyak sekali rakyat indonesia yang hidup dibawah garis kemiskinan. Semakin lama, peran negara tidak dirasakan begitu rendahnya.
Negeri dengan mayoritas penduduknya adalah ummat muslim terbesar di ASEAN bahkan terbesar didunia ini sudah sepatutnya menjadi teladan bagi kaum yang lain.
Dalam islam, telah diajarkan bagaimana beribadah, tidak hanya sholat, zakat dan puasa. Lebih dari itu, islam juga mengajarkan tata kelola masyarakat bahkan islam pun memiliki konsep ekonomi yang telah terbukti menyejahterakan ummat.
Lalu, bagaimana islam memandang Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015?
Bpk. H. Dwi Condro Triono SP. M.Ag. Ph.D, beliau adalah tokoh dan pakar ekonomi Syariah Indonesia, dalam Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis Syariah yang diadakan oleh BEM STIS SBI Surabaya menyampaikan bahwa Sasaran utama dari diwujudkannya MEA adalah dalam rangka untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan regional ASEAN, meningkatkan daya saing kawasan secara keseluruhan di pasar dunia, mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan, serta meningkatkan standar hidup penduduk di negara-negara Anggota ASEAN.
Tema Utama : “Pasar Tunggal & Basis Produksi ASEAN”.
Elemen-elemen utama dalam Pasar tunggal dan basis produksi:
- Free flow of goods
- Free flow of services
- Free flow of investment
- Free flow of capital
- Free flow of skilled labour
MEA = PASAR BEBAS ASEAN
Menurut Prof. Rene Ofreneo, mantan dekan University of the Philippines-School of Labor and Industrial Relations, pasar bebas ASEAN adalah tiruan GATT (General Agreement on Tariffs and Trade ).
Jika WTO mengalamai kesulitan meliberalisasi perdagangan, maka ASEAN dipandang sebagai harapan untuk menerapkan perdagangan global setelah pembicaraan di WTO terhenti.
Apa dampak pemberlakuan PASAR BEBAS?
Terjadinya Hegemoni di Tingkat Nasional :
1. Memakan perusahaan kecil (The Law Of Capital Accumulation)
2. Penguasaan Bahan Baku (Proses konglomerasi dari hulu sampai hilir
3. Memakan Perusahaan Negara (Privatisasi BUMN)
4. Menjadi Penguasa Negara
5. Penguasaan Pasar Dunia (WTO & GATT)
6. Mematikan Perusahaan Lokal (Mendirikan MNC - MultiNasional Corporate)
7. Penguasaan Bahan Baku Lokal (Intervensi UU - PMA)
8. Bahan baku lokal lebih murah (Akan mengakibatkan dan menjatuhkan kurs mata uang lokal)
9. Penguasaan Tenaga kerja lokal murah (Liberalisasi pendidikan)
10. Menempatkan Penguasa boneka (Bantuan dana kampanye)
Berikut file presentasi Bapak H. Dwi Condro Triono pada seminar nasional yang diadakan BEM STIS SBI Surabaya untuk anda. silahkan di Download, semoga bermanfaat.